Kamis, 06 Februari 2025

Perjalanan Tak Terduga Menuju Puncak

 


Setiap perjalanan memiliki awalnya sendiri. Begitu pula dengan perjalanan seorang siswi bernama Kurnia Srikandi, yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA. Langkah pertamanya sebagai siswi SMA penuh dengan tantangan, harapan, dan ketidakpastian. Sejak awal masuk sekolah, ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru, teman-teman baru, dan tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan masa MTS .

Dari sebuah ruangan kelas unggulan yang penuh dengan siswa-siswa berbakat, hingga seleksi ketat dalam berbagai perlombaan akademik dan non-akademik, Kurnia menghadapi berbagai rintangan yang mengujinya . Kegagalan demi kegagalan bukanlah akhir baginya, tetapi justru menjadi bahan bakar untuk terus maju. Setiap tantangan yang datang menjadikannya lebih kuat, lebih percaya diri, dan lebih siap menghadapi dunia. Kisahnya bukan sekadar perjalanan akademik, tetapi juga kisah pertumbuhan seorang pemimpin muda yang berani melangkah meskipun harus jatuh berkali-kali.

Halo, perkenalkan aku Nia. Saat ini, aku baru saja menginjak kelas 1 SMA, yang merupakan langkah awal perjalananku sebagai siswa SMA. Saat pertama kali masuk kelas 10, jujur saja aku merasa bingung dan kesepian karena aku adalah murid baru di salah satu sekolah di kabupatenku. Perasaanku semakin bimbang ketika mengetahui bahwa aku masuk ke kelas unggulan. Di kelas tersebut, pasti banyak teman-teman pintar dari berbagai sekolah. Meskipun awalnya aku tidak minder, tetap saja aku merasa sedikit canggung. Namun, perlahan aku berhasil mendekatkan diri kepada teman-teman di kelas dan mulai berteman dengan mereka, meskipun belum semuanya.

Awal SMA-ku dipenuhi dengan berbagai rintangan. Pada minggu pertama sebagai murid baru, aku juga mengikuti seleksi "Parlemen Remaja." Ini adalah pertama kalinya aku mengikuti seleksi berbentuk esai, dan tentu saja hal ini sangat berat untukku, apalagi aku baru pertama kali menulis esai. Untung saja, para guru di sekolah ini sangat baik. Mereka membantuku dan membimbingku dalam pembuatan esai hingga proses pembuatan video. Saat itu, aku dibantu oleh guru Bahasa Indonesiaku, Ibu Poni Susanti. Beliau adalah guru yang sangat baik. Setiap kali aku bertanya sesuatu mengenai esai, beliau selalu memberikan respon dengan cepat, dan penjelasannya sangat mudah dipahami.

Satu minggu pun berlalu. Jujur saja, aku cukup kewalahan dengan seleksi ini karena aku juga masih dalam tahap beradaptasi dengan lingkungan sekolah, teman-teman baru, serta harus mengerjakan tugas-tugas lain. Akibatnya, aku sering kali tidur di atas jam dua malam, padahal keesokan harinya aku harus bersekolah. Hingga akhirnya, tibalah hari pengumuman peserta yang lolos seleksi Parlemen Remaja 2023. Sayang sekali, aku belum berhasil lolos. Meskipun sedih, aku tidak ingin menyerah begitu saja. Dengan dukungan dari guru dan orang tuaku, aku semakin yakin untuk mencoba kembali seleksi Parlemen Remaja 2024 yang akan diselenggarakan tahun depan.

Satu bulan kemudian, sekolahku mengadakan pemilihan ketua OSIS. Awalnya, aku sangat ingin mengikuti pemilihan tersebut. Namun, mengingat aku belum memiliki koneksi yang cukup dengan kakak-kakak OSIS dan kakak kelas, aku akhirnya mengurungkan niatku. Namun, pada hari terakhir pendaftaran calon ketua OSIS yang juga merupakan hari seleksi wawancara—aku tiba-tiba mendapat telepon dari kakak OSIS. Mereka menawariku kesempatan untuk mengikuti seleksi calon ketua OSIS. Awalnya, aku menolak, tetapi tiba-tiba aku teringat akan berbagai manfaat yang bisa kudapatkan jika mengikuti pemilihan ini.

Akhirnya, aku mengajak teman sekelasku yang bernama Yazzid untuk mengikuti tes wawancara yang dilangsungkan siang itu juga. Setelah wawancara, kami dinyatakan lolos dan resmi menjadi kandidat nomor tiga dalam pemilihan ketua OSIS periode 2023-2024. Jujur saja, saat itu kami sangat pesimis untuk menang, mengingat kami adalah siswa baru kelas 10 yang belum dikenal oleh warga sekolah. Dan ya, benar saja, kami kalah, dengan perolehan suara tertinggi di urutan kedua. Meskipun begitu, ada keuntungan yang kami dapatkan kami bisa masuk OSIS tanpa tes. Akhirnya, aku menjabat sebagai Sekretaris 1 OSIS.

Akhir tahun 2023 pun kuhabiskan sebagai sekretaris OSIS. Betapa terkejutnya aku ketika pengumuman peringkat umum diumumkan. Aku berhasil meraih peringkat pertama secara keseluruhan! Jujur, aku sangat syok, mengingat persaingan di kelasku sangat ketat.Perjalanan SMA-ku masih panjang, dan aku yakin masih banyak tantangan serta kesempatan yang menantiku di masa depan.

Tahun 2024 dimulai, tak terasa sudah enam bulan aku bersekolah di sini. Pada bulan ini, tiba-tiba saja aku tertarik pada dunia debat. Aku sering menonton video debat dan akhirnya memutuskan untuk mengikuti lomba debat. Aku mulai mencari partner dan mengajukan diri untuk mengikuti lomba tersebut. Meskipun awalnya aku agak kewalahan mencari partner debat, akhirnya aku menemukan partner terbaikku, yaitu kakak kelasku yang bernama Amoi. Kami berdua pun memulai perjalanan debat kami dari lomba ini. Kami selalu berkumpul untuk membicarakan lomba debat, dan pada akhir Januari, tiba-tiba saja kami ditawarkan untuk mengikuti kompetisi matematika tingkat kabupaten. Persiapan kami hanya satu hari sebelum lomba. Beruntungnya, aku berhasil masuk dalam posisi 10 besar, sehingga aku lolos ke babak final tingkat provinsi. Namun, sayangnya, aku harus mengundurkan diri karena jadwal final bertabrakan dengan lomba debat. Bahkan, Kak Amoi juga harus mengundurkan diri dari olimpiade ekonomi demi mengusahakan lomba debat pertama kami.

Februari pun tiba, saatnya kami berlomba debat untuk pertama kalinya di tingkat provinsi. Tentu saja, kami sangat minder melihat lawan-lawan kami yang berasal dari sekolah unggulan. Kami sudah berusaha keras untuk lomba ini, bahkan aku harus mengundurkan diri dari tiga lomba demi fokus ke debat ini. Namun, takdir berkata lain, kami kalah. Perasaan kami sangat sedih, tetapi kami tetap bersyukur karena memiliki pendamping hebat seperti Bapak Tobir yang telah mendampingi dan menguatkan kami dalam perjalanan debat pertama kami.

Pada bulan Maret, aku mengikuti beberapa lomba seperti OSN Matematika dan Pemuda Pelopor. Sayangnya, aku kembali gagal dalam lomba tersebut. Setelah lomba itu, aku mendapat kabar tentang lomba debat lainnya, tetapi lomba tersebut baru akan diselenggarakan pada bulan September, yang berarti masih enam bulan lagi. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk mengikuti lomba debat lain sambil menunggu lomba tersebut.

Pada bulan Mei hingga Juni, aku sedang bersantai ketika tiba-tiba saat scroll media sosial, aku menemukan lomba debat yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Lomba ini berskala nasional. Aku pun segera mengajak Kak Amoi untuk mengikuti lomba ini. Namun, ternyata kami kekurangan satu anggota. Akhirnya, kami memilih secara acak dan mengambil teman dekat Kak Amoi, yaitu Kak Kimi. Seleksi pun dimulai. Meskipun kami tahu bahwa penutupan pendaftaran sudah sangat dekat, kami sama sekali belum mencicil makalah debat kami. Pada hari penutupan pendaftaran, kami baru mengerjakan segalanya. Kami hanya menghabiskan sekitar dua jam untuk menyusun makalah debat kami dan mengirimkan file tepat di detik-detik terakhir, yaitu 30 detik sebelum pendaftaran ditutup. Untungnya, sinyal saat itu tidak lemot sama sekali, sehingga kami bisa menyelesaikan pendaftaran dengan cepat. Ekspektasi kami terhadap lomba ini sangat kecil. Bahkan, kami hampir lupa bahwa kami pernah mendaftar lomba ini, terutama setelah kami mengetahui bahwa pendaftaran diperpanjang. Hal itu membuat kami semakin pesimis dengan hasilnya. Apalagi, lomba ini diikuti oleh ratusan sekolah unggulan dari seluruh Indonesia, yang semakin membuat kami tidak yakin akan lolos.

Satu bulan kemudian, tibalah masa penerimaan siswa baru. OSIS harus melaksanakan MPLS selama beberapa hari, dan sebagai anggota OSIS, tentu saja aku sangat sibuk dengan kegiatan tersebut. Hingga akhirnya, tibalah hari terakhir, yaitu hari Jumat dan sekaligus hari penutupan acara. Hari itu, suasana hatiku sangat buruk karena ada sesuatu yang membuatku kesal dengan teman organisasiku. Aku pulang ke rumah dalam keadaan kesal. Aku pun memutuskan untuk membuka Instagram KLHK, mengingat hari itu adalah pengumuman top 32. Jujur saja, kami sudah pasrah sepasrah-pasrahnya. Namun, ternyata rencana Tuhan lebih indah. Kami sangat bersyukur karena berhasil masuk ke top 32, meskipun seleksi sangat ketat dan kami hanyalah sekolah biasa, bukan sekolah unggulan seperti peserta lainnya.

Saat seleksi debat berlangsung, aku merasa sangat kewalahan karena pada saat yang sama, aku juga harus mengikuti seleksi Parlemen Remaja 2024. Aku harus membuat esai, bolak-balik ke luar kota untuk rekaman, editing, dan berbagai persiapan lainnya. Aku sempat drop karena kelelahan, tetapi aku tetap memaksakan diri untuk mengikuti lomba dan seleksi ini, serta tetap bersekolah dan mengerjakan tugas-tugasku. Pada saat itu juga, aku mendapatkan jabatan baru sebagai Ketua Aflateen di sekolah, sebuah organisasi internasional yang bergerak di bidang sosial dan finansial. Oleh karena itu, saat aku mengumpulkan seleksi Parlemen Remaja di detik-detik terakhir, aku benar-benar pasrah. Menurutku, tahun ini aku terlalu santai dalam membuat esai dan semuanya terasa serba mendadak. Setiap Sabtu dan Minggu, aku harus mengajar les Bahasa Inggris untuk membantu siswa SD yang ingin belajar. Namun, meskipun semuanya terasa begitu padat, aku tetap berusaha melakukan yang terbaik dan menjalani semuanya dengan penuh semangat.

Kami pun mengikuti seleksi 32 besar hingga 8 besar. Saat seleksi untuk masuk ke 4 besar, kami benar-benar pasrah. Bahkan setelah debat, sebelum pengumuman tiba, kami semua lemas, terdiam, dan tidak bisa bicara apa pun.

Pengumuman pun tiba, dan kami sangat bersyukur bisa lolos sebagai 4 besar serta akan berangkat ke Jakarta untuk bertanding kembali. Jujur saja, kami sangat kaget karena sebelumnya selalu kalah dalam lomba debat. Namun, Tuhan memberikan kami hadiah terbaik atas usaha kami—bukan hanya tingkat provinsi lagi, tetapi langsung ke tingkat nasional! Ini adalah kesempatan cemerlang bagi kami karena untuk pertama kalinya bisa lolos di lomba debat, dan bahkan ini adalah lomba nasional.

Meskipun banyak rintangan, lika-liku, dan cemoohan dari orang lain karena di sekolah kami belum pernah ada yang menang lomba debat provinsi maupun nasional, kami tetap berusaha mencetak sejarah baru untuk sekolah kami.

Hari keberangkatan pun tiba, tepat di awal bulan Agustus. Kami akan berada di Jakarta dari tanggal 7–12 Agustus 2024. Pada hari keberangkatan, aku ingat bahwa pengumuman peserta yang lolos Parlemen Remaja juga akan diumumkan hari ini. Awalnya, aku mengira pengumuman akan dilakukan pukul 10 pagi, sehingga aku memutuskan untuk tidur lebih awal, mengingat esok paginya aku harus terbang.

Namun, saat aku bangun pukul 4 subuh untuk mematikan alarm, aku kaget bukan main. Tiba-tiba banyak notifikasi di Instagram dan WhatsApp-ku yang berisi tag dan pesan dari banyak orang. Awalnya, aku mengira ini hanya candaan dari teman-temanku, tetapi ketika aku membaca pesan mereka, aku terkejut luar biasa. Pengumuman Parlemen Remaja ternyata dilakukan pada pukul 12 malam! Saat aku membuka grup WhatsApp, teman-temanku sudah mengucapkan selamat kepadaku. Aku berhasil LOLOS menjadi bagian dari Parlemen Remaja 2024! Aku menjadi salah satu dari 138 peserta yang terpilih dari total 12.883 pendaftar, sekaligus mewakili Provinsi Kalimantan Barat di tingkat nasional.

Aku sangat bahagia hingga loncat-loncat kegirangan. Aku langsung memberi tahu serta mengucapkan terima kasih kepada orang tua, guru, dan semua orang yang telah berpartisipasi membantuku selama proses seleksi berlangsung.

Beberapa hari kemudian, tibalah hari di mana kami akan bertanding di panggung besar JCC sebagai peserta lomba debat nasional. Meskipun kami belum berhasil lolos ke babak 2 besar, kami tetap merasa bahagia karena sudah bisa mencapai sejauh ini.

Malam penutupan pun tiba. Kami sudah tahu bahwa kami akan membawa pulang gelar juara 3. Namun, tiba-tiba host mengumumkan bahwa ada nominasi Best Speaker. Kami semua mengira bahwa sekolah lain yang akan memenangkan nominasi tersebut. Namun, ternyata host berkata, "Nominasi debat SMA Best Speaker dimenangkan oleh... KURNIA SRIKANDI!"Aku terkejut bukan main. Guru dari sekolah lain dan teman-teman debat lain mengucapkan selamat kepadaku. Aku memenangkan nominasi Best Speaker!Sungguh, aku merasa mendapatkan triple kebahagiaan di bulan kelahiranku, Agustus. Aku berhasil meraih Juara 3 Lomba Debat Nasional Diplomasi Lingkungan KLHK, lolos Parlemen Remaja 2024, dan mendapatkan gelar Best Speaker dalam Lomba Debat Nasional KLHK.

Keesokan harinya, kami pun kembali ke Pontianak. Sisa bulan Agustus kuhabiskan untuk mempersiapkan keberangkatanku ke Jakarta pada bulan September mendatang, seperti menyiapkan pembahasan DIM yang akan dibahas dalam sidang paripurna dan rapat kerja, mempersiapkan performance, serta mengikuti seleksi pimpinan Parlemen Remaja 2024.

Bulan September pun tiba. Tepat pada tanggal 9–14, aku berangkat ke Jakarta dan Bogor untuk mengikuti kegiatan Parlemen Remaja serta simulasi menjadi anggota DPR RI. Aku sangat bahagia karena bisa bertemu teman-teman dari seluruh Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Dalam enam hari tersebut, aku benar-benar memanfaatkan waktu untuk menghabiskan momen bersama mereka sebaik-baiknya.

Kebetulan, aku terpilih menjadi Pimpinan Parlemen Remaja, dengan posisi "Ketua Kunjungan Kerja" khususnya di SMKN 3 Bogor. Momen ini adalah yang paling kurindukan dan paling membahagiakan dalam hidupku. Teman-teman fraksiku sudah seperti keluarga bagiku.Tibalah hari terakhir kami di Jakarta. Kami telah menyelesaikan tugas kami sebagai Parlemen Remaja 2024. Sangat sedih rasanya, apalagi harus berpisah dengan teman-teman terbaik dari berbagai daerah. Saat malam keakraban, semua anggota menangis karena harus berpisah.Akhirnya, aku kembali ke Pontianak dan lanjut bersekolah. Tidak lama setelah itu, aku mendapatkan proyek baru, yaitu kedatangan tamu dari Qatar. Aflateen, organisasi yang aku pimpin, bertugas mengurus acara tersebut. Meskipun sangat lelah, akhirnya kami berhasil menyukseskan acara itu.

Tidak lama setelahnya, aku kembali mencalonkan diri sebagai Ketua OSIS periode 2024–2025, dan alhamdulillah, aku berhasil memenangkan pemilihan tersebut.

Awalnya, aku mengira tahun 2024 akan menjadi tahun terburukku karena aku mengalami hampir 10 kekalahan di awal tahun. Namun, ternyata rencana Tuhan lebih indah dari yang aku bayangkan. Semua kegagalanku di tahun 2023 hingga awal 2024 terbayar dengan pencapaian luar biasa di pertengahan hingga akhir 2024.

 Dalam setiap perlombaan, aku selalu mengingat perkataan pendamping lombaku sekaligus guruku, Pak Tobir, "Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda." Kata-kata itu selalu meyakinkanku bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Terima kasih, Pak Tobir, yang telah membersamai kami di setiap langkah dan perjuangan dari awal hingga saat ini.

Kini, setelah melewati berbagai perjalanan panjang yang penuh dengan kegagalan dan kemenangan, Kurnia telah membuktikan bahwa kerja keras dan ketekunan selalu membuahkan hasil. Dari seorang siswi baru yang penuh kebimbangan, ia telah menjelma menjadi seorang pemimpin OSIS, juara debat nasional, dan perwakilan dalam ajang bergengsi Parlemen Remaja. Tahun 2024 yang semula ia kira sebagai tahun terburuk dalam hidupnya, justru menjadi tahun pembuktian bahwa segala kegagalan adalah bagian dari proses.

Semua rintangan, rasa lelah, yang dirasakan kini terbayar lunas dengan pencapaian yang luar biasa. Dari panggung kompetisi nasional hingga ruang rapat parlemen, Kurnia telah menunjukkan bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan penuh semangat tidak akan pernah sia-sia. Dengan segala pengalaman dan pelajaran yang ia dapatkan, ia siap melangkah lebih jauh, menorehkan jejaknya di masa depan yang lebih cerah.

Seperti kata-kata gurunya, Pak Tobir, yang selalu terngiang di benaknya: "Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda." Dan kini, dia  telah membuktikan bahwa kalimat itu benar adanya.